Tuesday, May 31, 2022

To The Fullest?

 Hi..

Hari ini 31.05.22, setelah bbrp hari terakhir berusaha mensetting pikiran, aku akhirnya mempunyai target dalam menjalani hidup: to the fullest. Loving the life I live sould be my first step, krn yg pertama kita perjuangkan seharusnya mmg adalah apa yg sudah kita miliki. 

30.11.2018, setelah sholat jum'at suamiku mulai sakit, tidak bisa bicara namu bisa menjawab dg anggukan dan gelengan hingga divonis stroke berat setelah lewat dari jam 9 malam. Ya Allah, menceritakan ini saja masih sangat membuatku bersedih.

Okt atau Nov 2020, kami bawa suami pulang kampung dg niat berobat dan menjenguk bapak yg sudah sakit2an. Rencana a uhwal hanya 3 bulan, berlanjut jd hingga lebaran, hingga tanpa kejelasan krn keponakan yg biasa membantu kami dilarang kembali ke Bangka. Pandemi covid19 masih melanda, aku pun ragu membawa suami pulang. Namun yg paling kusesali adalah mengapa kami harus terpisah, aku percaya bila dekat bersamaku, dia lebih bahagia. Aku seperti menyia2kan hidupku saat jauh darinya. Waktuku yg luang sementara suamiku sepi tanpa aku sbg teman hiduonya.

Juli 2020, keponakan sakit dan akhirnya meninggal. Suamiku terpukul dan kondisinya kurang terawat krn istri keponakan harus membagi waktu dan tenaga untuk merawat suaminya juga. Pandemi zona hitam disana, namun saat aku vc suami aku sadar harus menemuinya.

12.08.2021, suamiku meninggal tengah malam lewat sedikit. Hanya berjarak sekitar 10 hari dari keponakannya. Covid19, sptnya keponakan yg membawanya. Berjntung aku pulang, hingga kini aku bawa dampak covid19 krn aku ikut kena. Suamiku. Abi. Aku masih terluka. 

Mimpiku yg dahulu pernah kutulis disini sudah lama menunjukkan bahwa abi sudah di jalannya sendiri kini, aku semestinya mengisi hidupku dg hal yg lebih berarti drpd bersedih.  Mendoakannya. Mendoakan diriku sendiri.

Aku harus.

Harus hidup dg berarti.

Namun bercerita singkat begini saja aku masih menangis.

Masih..

No comments: