Thursday, April 26, 2007

Mahasiswa/i UNSRI berebut kursi bus: belajar KKN

Saya kecewa banget sama mahasiswa UNSRI; entah dibawa kemana ilmu pendidikan pergurun tinggi mereka kalo sedang berebutan bis mahasiswa ke kampus --apalagi pas jam ramai, yaitu pagi2 antara jam 7 s/d 9. Saya bisa melihat calon2 praktisi KKN (kolusi, kolusi dan nepotisme) kalo sedang berhadapan dengan kondisi seperti itu. Ga semua sih, tapi karena cukup signifikan maka saya merasa cukup kuatir dengan indikator2 yang saya lihat pada mereka.

1. Rebutan-dorong2an-sikut2an. Bus mahasiswa UNSRI memang jaim, harus dikejar2, biar dapet tempat duduk; maklumlah perjalanan cukup jauh dan lama (+/- 30 km, 1 jam). Kadang yang sudah siap naik terpaksa mudur karena mahasiswa lain (kebetulan, bertubuh besar2 n kuat!). Kalo diteruskan bisa biru2 kena sikut! Si penyerobot2 itu mungkin 'ga kuat' susah berdiri selama perjalanan, lalu menghalalkan segala cara, termasuk menyakiti orang lain agar dapat tempat. Saya prediksi orang2 macam itu akan jadi orang yang akan melakukan apa saja untuk mencapi kepentingannya sendiri. Jadi tikus gendut yang hobi korupsi untuk menjaga kenyamanan hidupnya.
2. Nah ini fenomena pas kita sudah berhasil masuk bis. Yang duluan masuk langsung meng-kapling2 tempat duduk2 dengan map, tas, dsb. yang sedianya tempat itu buat temannya yang ga ikutan ngejar2 bus n nantinya lenggang kangkung santai naik bus dengan tempat duduk yang sudah tersedia. Kalo yang satu ini pelakunya lebih banyak n beragam. Yang poin pertama tadi di dominasi mahasiswa barbarian, tapi yang poin 2 ini malah banyak dipraktekkan para mahasiswi, yang berjilbab juga banyak. Ternyata nepotisme lebih mudah dipraktekkan ya? Emangnya temennya kenapa? Punya cacat fisik? atau sedang sakit sehingga susah adu cepat naik bis? Ga kok, sehat, mungkin takut dandanannya luntur aja. Gimana nantinya bisa bersaing secara fair?!
3. Dengan melihat banyaknya n frekuensi kejadiannya yang lumayan besar, maka bisa juga kita lihat contoh praktek kolusi. Kalo ada yang protes tentu akan kena muka masam oleh para praktisi lain; korban yang otak n hatinya masih normal tentu akan mengalah, daripada ribut.

Di pool bis kampus UNSRI bukit sudah ada jalur antrian. Ternyata memang harus main 'besi'. Ternyata ga bisa dengan cara menggugah kesadarannya.

Saya tahu ga semua mahasiswa/i UNSRI begitu; dan semoga yang ga begitu bisa bertahan di tengah2 teman2nya yang punya kebiasaan merusak itu!! Btw, td itu baru di dunia transportasi ya, belum lagi di dunia organisasi spt. BEM, dsb. Saya heran dan kecewa banget!!!!!!

Saturday, January 06, 2007

ia

tanah yang murah hati dan tua

mengubah airmatanya menjadi bunga

ia melupakan pilu

(namun tetap mencintaimu)

bercerita pada kuntum yang biru

membauinya yang bertabur debu

dari bulan.. hingga

ia tertidur, terlupa..

bahkan ketika sinar matahari

menerobos memerahkan pipi

terbenam dalam helaian yang gugur

terkubur..


(Padahal ia ingin menjadi kekuatan untukmu, di saat kamu sedikit sedih atau kesepian, ia ingin selalu ada untuk menghibur. Dan keberadaan yang seperti itu, sudah cukup baginya.. Karena ia sangat menyayangimu.. Terlalu..)